Langsung ke konten utama

Marhaban! Majelis Nafsiyah Ar Rahman

Bismillahi wal hamdulillah, dengan mengharap ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Majelis Nafsiyah Ar Rahman hadir di tengah-tengah umat dengan memanfaatkan berbagai kemudahan akses media elektronik yang ada, Majelis Nafsiyah Ar Rahman mencoba untuk melanjutkan risalah dakwah Islam.



Islam sebagaimana yang kita tahu, adalah agama yang sempurna dan paripurna. Islam mengatur segala aspek kehidupan dan sangat layak untuk dijadikan solusi dalam memecahkan segala problematika kehidupan manusia dan alam semesta. Begitulah pandangan Islam yang kita yakini dan hendak kita sebarkan di tengah-tengah umat dewasa ini.
Islam bukanlah agama yang anti dengan perkembangan zaman dan teknologi. Islam tidak menutup diri terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK), kendatipun jika teknologi itu berasal dari barat, Islam tidak mengharamkan umatnya untuk mengambil segala kemajuan IPTEK yang berasal dari negeri-negeri di luar Islam.


Di kitabnya Nidzhamul Islam, Syaikh Taqiyuddin An Nabhani menjelaskan lebih rinci dalam Bab Hadharah Islamiyah, bahwa ada perbedaan antara Hadharah dan Madaniyah.

Madaniyah adalah buah karya dari sebuah peradaban yang bersifat kebendaan. Buah karya dari sebuah peradaban adakalanya dipengaruh oleh pandangan hidup tertentu(semisal agama, ideologi, keyakinan dsb) dari sang pembuatnya, adakalanya bebas nilai dari pandangan hidup tertentu, atau bersifat netral. Yang bersifat netral itu disebut Madaniyah Amm(seperti alat-alat dapur, alat-alat elektronik, transportasi, satelit dll), adapun yang terpengaruh dengan pandangan hidup tertentu disebut Madaniyah Khas(seperti patung, salib, kaos yang bergambar ikon-ikon suci agama lain dll). Sedangkan pandangan hidup dari peradaban yang mempengaruhi tersebut disebut Hadharah(seperti agama non-Islam dan ideologi di luar Islam, Kapitalisme-Liberalisme serta Sosialisme-Komunisme).

Singkatnya dijelaskan dalam kitab tersebut bahwa Hadharah dan Madaniyah Khas yang berasal dari luar Islam diharamkan untuk diadopsi oleh Umat Islam, sedangkan Madaniyah Amm halal untuk dimanfaatkan kendati berasal dari orang non-muslim atau kafir.

Dalam tulisannya yang singkat ini tidak bermaksud untuk menjelaskan lebih rinci mengenai pembahasan Hadharah dan Madaniyah. Adapun mengenai itu akan diungkapkan dalam tulisan mendatang yang fokus terhadap pembahasan Hadharah dan Madaniyah. In Syaa Allah.

Dalam sejarahnya, Umat Islam tidak dikenal sebagai umat pengekor yang hanya memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi umat-umat lain belaka. Lebih dari itu, bahkan Umat Islam dikenal sebagai pusatnya peradaban ilmu di masa keemasannya.

Ketika Khilafah Islamiyah tegak berdiri selama 13 abad lamanya, Umat Islam banyak membangun berbagai perpustakaan, lembaga-lembaga studi ilmu, pusat-pusat diskusi dan penelitian serta melahirkan banyak ilmuwan poliglot(menguasai berbagai disiplin ilmu sekaligus) yang karya-karyanya dikenal dan menjadi rujukan ilmuwan-ilmuwan setelahnya hingga hari ini.


Termasuk Mark Zukerberg, pendiri facebook dalam pengakuannya menyatakan kekagumannya terhadap salah seorang ilmuwan muslim asal Asia Tengah yang namanya diabadikan dalam ilmu matematika dan pemrograman komputer "algoritma", yaitu Muhammad bin Musa Al Khawarizmi yang terkenal dengan kitabnya Al Kitabul Mukhtasar fii Hisab Al Jabr wal Muqabala. Zukerberg mengaku tanpa adanya penemuan dari ilmuwan muslim tersebut, maka tidak mungkin facebook dan berbagai flatform digital super canggih hari ini bisa terwujud.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang gemilang di masa keemasan Islam, tidak lain didorong oleh penerapan Syari'ah Islam secara kaaffah dalam lingkup negara Khilafah sehingga kewajiban menuntut ilmu yang termaktub dalam berbagai ayat dan hadits dapat terwujud dengan sempurna sebagai konsekuensi dari keyakinan terhadap Aqidah Islam.

Semoga kelak Umat Islam yang memiliki potensi besar ini lekas tersadarkan dari tidur panjangnya dan kembali menjadi mercusuar yang menerangi dunia di dalam keridhoan-Nya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wabah Dalam Sejarah Kehidupan Islam

Wabah dimasa Rasulullah SAW  Pada masa Rasulullah ada penyakit berbahaya yaitu penyakit kusta atau lepra . Penyakit kusta berasal dari bahasa India kustha , dan telah dikenal luas sejak era sebelum Masehi. Dalam kitab-kitab hadis, seperti Shahih al Bukhari misalnya, ada bab tersendiri tentang kusta. Penyakit ini disebut al-Judzam . Imam al Bukhari mencatat hadis Nabi berikut seputar anjuran menjauhi penderita penyakit kusta: فِرَّ مِنَ الْمَجْذُوْمِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ اْلأَسَدِ “Hindarilah orang-orang yang terkena judzam (kusta), sebagaimana engkau lari dari singa yang buas” (HR. Bukhari) Bahkan nabi Muhammad SAW mengajarkan mengajarkan doa khusus agar terhindar dari penyakit kusta tersebut : عن أنس – رضي الله عنه – : أنَّ النبيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يقول : “ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، والجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ” . رواه أَبُو داود بإسناد صحيحٍ . Artinya: Diriwayatkan dari Anas -radliyallahu anhu- bahwa Nabi Muhammad ber